TRIANGULASI
Triangulasi adalah proses penentuan lokasi titik dengan mengukur sudut untuk itu dari titik yang diketahui di kedua ujung dasar tetap, daripada mengukur jarak ke titik langsung (trilateration).

Pada awalnya metode triangulasi digunakan untuk mengetahui tinggi sebuah pulau dari pulau yang lain.
Lalu gemma frisius (1533) mengusulkan metode tersebut agar digunakan dalam pembuatan peta
Setelah memasuki abad ke sembilan belas triangulasi digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk survei , navigasi , metrologi , astrometri , visi teropong , peroketan Model dan arah senapan senjata .
Murti B., 2006 menyatakan bahwa tujuan umum dilakukan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretatif dari sebuah riset.








Prosedur Pengukuran
Ukur jarak basis AB yang relatif pendek dengan pengukuran jarak langsung (bila kondisi di lapangan datar) atau dengan alat ukur EDM/ETS. 
• Dirikan alat ukur theodolit dengan ketelitian 1” pada titik A. Arahkan teropong pada titik B sebagai acuan, baca dan catat pada lingkaran skala horizontal sebagai bacaan awal (BB). 
• Arahkan teropong pada titik C, baca dan catat sebagai bacaan horizontal di titik C (C¬¬B).
• Hitung besar sudut di titik A = BB – CB¬ 
• Pindahkan dan dirikan alat pada titik B, ulangi prosedur 2-4 untuk mendapatkan besar sudut B.
• Hitung besar sudut pada titik C dengan persamaan: sudut C = 180 – (sudut A + sudut B) • Hitung sisi AC dan BC dengan persamaan:
• Hitung koordinat titik C dengan XC = XA + DAC sin aAC = XB + DBC sin aBC YC = YA + DAC cos aAC = YB + DBC cos aBC 
π‘Ž/sinπ‘Žπ΄ = 𝑏/sinπ‘Žπ΅ = 𝑐/ sinπ‘ŽπΆ
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini